1. Setelah
terjadi fertilisasi maka zigot/ovum yang telah dibuahi masih akan tetap berada
di ampula karena ada konstriksi antara ampula dan kanal oviduk (tuba fallopii)
dapat berlangsung selama 3-4 hari atau 3-5 hari. Sehingga selama berada di
ampula zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis dan menghasilkan dua sel
anak yang disebut blastomer. Pembelahan awal menghasilkan tahap ‘dua sel’ yang
diikuti tahap ‘empat sel’ dan tahap ‘delapan sel’. Pada saat blastomer terus
membelah diri, sebuah bola sel padat terbentuk dan dikenal dengan morula.
2.
Transpor
dari tuba fallopii menuju ke uterus dipengaruhi oleh:
- Arus cairan yang lemah di dalam tuba (cairan ini berasal dari sekresi epitel) dan kerja epitel bersilia yang bergerak ke arah uterus.
- Kontraksi yang lemah dari tuba fallopii.
3. Tuba
fallopii mempunyai permukaan yang kriptoid yang tidak rata sehingga menghalangi
jalannya ovum walau ada cairan.
4. Sementara
itu, peningkatan progesteron yang dihasilkan corpus luteum akan menstimulasi
pelepasan glikogen dari endometrium ke lumen saluran reproduksi sebagai sumber
energi awal embrio.
Glikogen tersebut sebenarnya berasal dari sel-sel
stroma yang menjadi besar dan bengkak akibat pengaruh dari progesteron. Dimana
di dalam sel stroma tersebut bukan hanya glikogen saja melainkan terdapat juga
protein, lipid, dan beberapa mineral.
5. Setelah
4 hari kadar progesteron telah cukup maka progesteron ini akan memacu
peningkatan reseptor progesteron pada sel otot polos tuba fallopii. Selanjutnya
progesteron akan mengaktivasi reseptor-reseptor tersebut yang menyebabkan relaksasi tuba fallopii dan
di tambah dengan gerak peristaltik dan aktivitas silia maka morula/ovum
terbuahi masuk ke uterus.
6. Setelah
masuk ke uterus akan terjadi akumulasi dari cairan antara blastomer-blastomer
yang menyebabkan pembentukan rongga berisi cairan yang mengubah morula menjadi
blastokista.
7. Keterlambatan
zigot untuk sampai pada uterus ini penting supaya lumen uterus sudah
mengakumulasi nutrisi yang cukup untuk mendukung implantasi embrio. Jika tiba
terlalu awal, morula bisa mati.
Sumber :
Guyton & Hall, 2007. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC
Norwitz Errol, Schorge Jhon, 2008. At
A Glance Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Erlangga
Semoga bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar