Selasa, 29 Oktober 2013

BELAJAR MANDIRI-RINGKASAN FISIOLOGI KEHAMILAN 2


1.        Implantasi  adalah hasil kerja dari sel-sel trofoblas yang berkembang di seluruh permukaan blastokista.
2.        Implantasi baru akan terjadi pada hari ketujuh atau 5-7 hari setelah ovulasi.
3.        Implantasi biasanya terjadi dibagian atas uterus dan lebih sering terjadi di dinding posterior uterus.
4.     Selama waktu tertundanya transpor ovum, blastokista mendapat nutrisi dari sekret  yang berasal dari tuba fallopii. Selanjutnya setelah berada di dalam uterus dan sebelum implantasi, blastokista mendapat makanan dari sekresi endometrium uterus atau yang sering disebut susu uterus.
5.        Didalam blastokista ada massa padat yang disebut inner cells mass yang selanjutnya akan menjadi fetus. Pada lapisan luarnya ada trofoblas yang nantinya akan menjadi plasenta.
6.     Sesudah siap berimplantasi, permukaan blastokista menjadi lengket dan endometrium menjadi lebih adesif dengan peningkatan cells adhesion molecules (CAMs).
7.  Ketika berkontak dengan endometrium, sel trofoblas melepaskan enzim pencerna protein (enzim proteolitik) yang mencerna/memecahkan dan mencairkan sel-sel endometrium uterus.
8.       Selain membuat lubang implantasi, pemecahan dinding endometrium yang kaya akan nutrisi penting untuk sumber bahan bakar dan bahan baku metabolisme. Selanjutnya membran plasma trofoblas berdegenerasi membentuk sinsitium yang multinukleat dan yang selanjutnya akan menjadi plasenta bagi fetal.
9.       Progesteron yang terus disekresikan masih akan menyebabkan sel-sel stroma membengkak lebih lanjut dan menyimpan lebih banyak nutrisi yang selanjutnya akan disebut sel desidua.
10.    Selama minggu pertama setelah implantasi, embrio mendapat nutrisi dari desidua.
11.  Embrio menerima nutrisi dengan cara ini selama 8 minggu. Cara yang dimaksud yaitu trofoblas menembus desidua selanjutnya nutrisi yang terdapat didalam desidua digunakan embrio. Walau plasenta juga sudah memberikan nutrisi kira-kira 16 hari setelah pembuahan atau satu minggu setelah implantasi.

PLASENTA

1.      Hari ke 12 seluruh bagian embrio sudah masuk dalam desidua, selanjutnya lapisan trofoblastik terdiri dari 2 lapisan yang disebut korion. Korion membentuk rongga ekstensif berjaring di dalam desidua sambil terus mengeluarkan enzim dan meluas.
Kemudian darah maternal yang keluar karena terkikisnya dinding kapiler akan mengisi rongga tersebut.
2.      Selanjutnya proyeksi seperti jari akan meluas ke genangan darah maternal tersebut sehingga embrio akan membuat kapiler ke proyeksi korion tersebut  yang selanjutnya akan membentuk vili plasenta.
3.     Plasenta manusia diklasifikasikan sebagai hemokorioendotelial, karena hanya ada tiga lapisan sel yang memisahkan sirkulasi ibu dengan janin : trofoblas janin, stroma vili janin, dan endotel kapiler janin.
4.  Masing-masing vili berisi kapiler embrionik yang dikelilingi lapisan tipis jaringan korionik yang memisahkan darah fetal dan maternal. Pertukaran anatara kedua darah tersebut melalui sawar ini.
5.        Pada minggu ke 5 plasenta sudah mulai berfungsi, jantung embrio memompa darah menuju vili plasenta. Selanjutnya pada kehamilan lebih lanjut darah fetal melintas antara vili plasenta dan sistem sirkulasi melalui 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis yang disebut umbilical cord.
6.      Plasenta menjalankan fungsi pencernaan, respirasi, dan ginjal. Nutrisi dan O2 dari darah maternal menuju darah fetus melalui sawar. CO2 dan sisa metabolik secara simultan berpindah dari darah fetus menuju darah maternal.
7.    O2 dan CO2 dapat permeable terhadap membran plasenta. Air dan elektrolit melalui proses difusi. Glukosa melalui difusi terfasilitasi. Asam amino melalui transport aktif sekunder. Kolesterol (LDL) berpindah melalui proses endositosis yang dimediasi oleh reseptor.
8.        Plasenta menghasilkan baik hormon peptida maupun hormon steroid. Yang paling penting adalah human chorionic gonadotrophin (hCG), estrogen dan progesteron.
a.      hCG 
·      mrpkan glikoprotein yang berisi galaktosa dan heksosamin yang dihasilkan oleh sinsitiotropoblas.
·      dpt dideteksi pada darah dalam 6 hari sesudah konsepsi/fertilisasi.
·   hCG dalam urin merupakan dasar tes laboratorium untuk pemeriksaan kehamilan dan dapat diukur 14 hari sesudah konsepsi.
·  Penting untuk mempertahankan korpus luteum. Setelah fertilisasi maka blastokista yang terimplantasi mengeluarkan hCG agar tidak terbuang oleh proses menstruasi.
·  hCG mirip LH dan mengikat reseptor yang sama dengan LH menyebabkan stimulasi dan penjagaan korpus luteum agar tidak berdegenerasi sehingga korpus luteum kehamilan tumbuh lebih besar yang selanjutnya menghasilkan estrogen dan progesteron dalam jumlah besar selama kurang lebih 10 minggu dan selanjutnya sekresi estrogen dan progesteron digantikan plasenta.
·      Pada fetus laki-laki, hCG menstimulasi prekusor sel leydig pada testis sehingga mensekresikan testosteron yang menyebabkan terjadinya maskulinisasi saluran reproduksi.
·      Kadar puncak hCG terjadi sekitar 60 hari sesudah menstruasi terakhir.
 
     b .      Estrogen dan Progesteron
·      Plasenta tidak menghasilkan estrogen dan progesteron pada trimester pertama kehamilan.
·  Plasenta tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk melengkapi sintesis hormon estrogen sehingga mengkonversi hormon androgen oleh korteks adrenal fetal yaitu DHEA dan 16 hidroksidehidroepiandrosteron menjadi estrogen.
·      Plasenta tidak bisa menghasilkan estrogen sampai fetus korteks adrenal tersebut mensekresikan DHEA.
·      Estrogen primer yang disekresikan melalui proses ini adalah estriol sedangkan estrogen ovarium akan menjadi estradiol.
·   Untuk progesteron, plasenta sebenarnya sudah dapat meproduksi hormon ini segera setelah implantasi. Hanya saja, meskipun plasenta memiliki enzim yang dibutuhkan untuk mengkonversi kolesterol yang diambil dari darah maternal menjadi progesteron namun hormon ini masih sedikit disekresikan karena tergantung juga dengan berat dari plasenta.
·      Pada 10 minggu pertama, plasenta terlalu kecil untuk menghasilkan cukup progesteron.
·   Sekresi estrogen dan progesteron penting untuk menjaga kehamilan normal. Estrogen akan menstimulasi miometrium sehingga meningkatkan ukurannya seiring usia kehamilan.
·      Otot uterus yang kuat sangat penting untuk mengeluarkan fetus pada persalinan.
·      Estriol mempromosikan perkembangan duktus dalam kelenjar mamae.
· Progesteron punya fungsi utama yaitu mencegah keguguran dengan menekan kontraksi miometrium uterin, memicu pembentukan mukus pada kanal oviduk sehingga kontaminasi pada vagina tidak mencapai uterus, menstimulasi perkembangan kelenjar mamae pada payudara sebagai persiapan laktasi.
     c.      Human Chorionic Somatomammotrophin
·     Sinsitiotropoblas mensekresikan hormon protein yang bersifat laktogenik dalam jumlah besar dan yang memiliki aktivitas stimulasi pertumbuhan dalam jumlah sedikit yaitu chorionic growth hormone-prolactin (CGP) dan human plasental lactogen (hPL) atau human chorionic somatomammotropin (hCS).
·   Strukturnya mirip dengan hormon pertumbuhan sehingga memiliki fungsi yang mirip dengan hormon pertumbuhan.
·      Kadar hCS dalam jumlah besar ditemukan pada darah maternal.
·   hCS memperngaruhi sekresi hormon pertumbuhan dari pituitari maternal sehingga cenderung turun. hCS berperan dalam retensi nitrogen, potassium dan kalsium, lipolisis, dan penurunan penggunaan glukosa.

     d.      Hormon Lainnya
·           POMC
Adalah prekusor dari neuropeptida Y dan melanokortin yang berperan dalam mengatur nafsu makan.
·           GnRH dan Inhibin
GnRH merangsang dan inhibin menghambat sekresi hCG. GnRH dihasilkan secara lokal dan inhibin berperan dalam regulasi parakrin sekresi hCG.
·     Sel tropoblas dan amnion juga menghasilkan leptin yang akan masuk ke sirkulasi maternal. Fungsinya kurang begitu diketahui.
·         Asupan Ca2+ yang kurang dapat memicu hormon plasenta lain yaitu parathyroid hormone-related peptide (PTHrp) yang memicu mobilisasi Ca2+ dari tulang maternal supaya kalsifikasi pada fetus tetap adekuat.

Sumber :
Guyton & Hall, 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC
Norwitz Errol, Schorge Jhon, 2008. At A Glance Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Erlangga

Semoga bermanfaat..