1. Implantasi adalah hasil kerja dari sel-sel trofoblas yang berkembang di seluruh permukaan blastokista.
2.
Implantasi
baru akan terjadi pada hari ketujuh atau 5-7 hari setelah ovulasi.
3.
Implantasi
biasanya terjadi dibagian atas uterus dan lebih sering terjadi di dinding
posterior uterus.
4. Selama
waktu tertundanya transpor ovum, blastokista mendapat nutrisi dari sekret yang berasal dari tuba fallopii. Selanjutnya
setelah berada di dalam uterus dan sebelum implantasi, blastokista mendapat
makanan dari sekresi endometrium uterus atau yang sering disebut susu uterus.
5.
Didalam
blastokista ada massa padat yang disebut inner cells mass yang selanjutnya akan
menjadi fetus. Pada lapisan luarnya ada trofoblas yang nantinya akan menjadi
plasenta.
6. Sesudah
siap berimplantasi, permukaan blastokista menjadi lengket dan endometrium
menjadi lebih adesif dengan peningkatan cells adhesion molecules (CAMs).
7. Ketika
berkontak dengan endometrium, sel trofoblas melepaskan enzim pencerna protein
(enzim proteolitik) yang mencerna/memecahkan dan mencairkan sel-sel endometrium
uterus.
8. Selain
membuat lubang implantasi, pemecahan dinding endometrium yang kaya akan nutrisi
penting untuk sumber bahan bakar dan bahan baku metabolisme. Selanjutnya
membran plasma trofoblas berdegenerasi membentuk sinsitium yang multinukleat
dan yang selanjutnya akan menjadi plasenta bagi fetal.
9. Progesteron
yang terus disekresikan masih akan menyebabkan sel-sel stroma membengkak lebih
lanjut dan menyimpan lebih banyak nutrisi yang selanjutnya akan disebut sel desidua.
10.
Selama
minggu pertama setelah implantasi, embrio mendapat nutrisi dari desidua.
11. Embrio
menerima nutrisi dengan cara ini selama 8 minggu. Cara yang dimaksud yaitu
trofoblas menembus desidua selanjutnya nutrisi yang terdapat didalam desidua
digunakan embrio. Walau plasenta juga sudah memberikan nutrisi kira-kira 16
hari setelah pembuahan atau satu minggu setelah implantasi.
PLASENTA
1. Hari
ke 12 seluruh bagian embrio sudah masuk dalam desidua, selanjutnya lapisan
trofoblastik terdiri dari 2 lapisan yang disebut korion. Korion membentuk
rongga ekstensif berjaring di dalam desidua sambil terus mengeluarkan enzim dan
meluas.
Kemudian darah maternal yang keluar karena terkikisnya
dinding kapiler akan mengisi rongga tersebut.
2. Selanjutnya
proyeksi seperti jari akan meluas ke genangan darah maternal tersebut sehingga
embrio akan membuat kapiler ke proyeksi korion tersebut yang selanjutnya akan membentuk vili
plasenta.
3. Plasenta
manusia diklasifikasikan sebagai hemokorioendotelial,
karena hanya ada tiga lapisan sel yang memisahkan sirkulasi ibu dengan janin :
trofoblas janin, stroma vili janin, dan endotel kapiler janin.
4. Masing-masing
vili berisi kapiler embrionik yang dikelilingi lapisan tipis jaringan korionik
yang memisahkan darah fetal dan maternal. Pertukaran anatara kedua darah
tersebut melalui sawar ini.
5.
Pada
minggu ke 5 plasenta sudah mulai berfungsi, jantung embrio memompa darah menuju
vili plasenta. Selanjutnya pada kehamilan lebih lanjut darah fetal melintas
antara vili plasenta dan sistem sirkulasi melalui 2 arteri umbilikalis dan 1
vena umbilikalis yang disebut umbilical cord.
6. Plasenta
menjalankan fungsi pencernaan, respirasi, dan ginjal. Nutrisi dan O2
dari darah maternal menuju darah fetus melalui sawar. CO2 dan sisa
metabolik secara simultan berpindah dari darah fetus menuju darah maternal.
7. O2 dan
CO2 dapat permeable terhadap membran plasenta. Air dan elektrolit
melalui proses difusi. Glukosa melalui difusi terfasilitasi. Asam amino melalui
transport aktif sekunder. Kolesterol (LDL) berpindah melalui proses endositosis
yang dimediasi oleh reseptor.
8.
Plasenta
menghasilkan baik hormon peptida maupun hormon steroid. Yang paling penting adalah human
chorionic gonadotrophin (hCG), estrogen dan progesteron.
a.
hCG
·
mrpkan
glikoprotein yang berisi galaktosa dan heksosamin yang dihasilkan oleh sinsitiotropoblas.
· dpt
dideteksi pada darah dalam 6 hari sesudah konsepsi/fertilisasi.
· hCG
dalam urin merupakan dasar tes laboratorium untuk pemeriksaan kehamilan dan
dapat diukur 14 hari sesudah konsepsi.
· Penting
untuk mempertahankan korpus luteum. Setelah fertilisasi maka blastokista yang
terimplantasi mengeluarkan hCG agar tidak terbuang oleh proses menstruasi.
· hCG
mirip LH dan mengikat reseptor yang sama dengan LH menyebabkan stimulasi dan
penjagaan korpus luteum agar tidak berdegenerasi sehingga korpus luteum
kehamilan tumbuh lebih besar yang selanjutnya menghasilkan estrogen dan
progesteron dalam jumlah besar selama kurang lebih 10 minggu dan selanjutnya
sekresi estrogen dan progesteron digantikan plasenta.
·
Pada
fetus laki-laki, hCG menstimulasi prekusor sel leydig pada testis sehingga
mensekresikan testosteron yang menyebabkan terjadinya maskulinisasi saluran
reproduksi.
·
Kadar
puncak hCG terjadi sekitar 60 hari sesudah menstruasi terakhir.
b .
Estrogen
dan Progesteron
·
Plasenta
tidak menghasilkan estrogen dan progesteron pada trimester pertama kehamilan.
· Plasenta
tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk melengkapi sintesis hormon estrogen
sehingga mengkonversi hormon androgen oleh korteks adrenal fetal yaitu DHEA dan
16 hidroksidehidroepiandrosteron menjadi estrogen.
·
Plasenta
tidak bisa menghasilkan estrogen sampai fetus korteks adrenal tersebut
mensekresikan DHEA.
·
Estrogen
primer yang disekresikan melalui proses ini adalah estriol sedangkan estrogen
ovarium akan menjadi estradiol.
· Untuk
progesteron, plasenta sebenarnya sudah dapat meproduksi hormon ini segera
setelah implantasi. Hanya saja, meskipun plasenta memiliki enzim yang
dibutuhkan untuk mengkonversi kolesterol yang diambil dari darah maternal
menjadi progesteron namun hormon ini masih sedikit disekresikan karena
tergantung juga dengan berat dari plasenta.
·
Pada
10 minggu pertama, plasenta terlalu kecil untuk menghasilkan cukup progesteron.
· Sekresi
estrogen dan progesteron penting untuk menjaga kehamilan normal. Estrogen
akan menstimulasi miometrium sehingga meningkatkan ukurannya seiring usia
kehamilan.
·
Otot
uterus yang kuat sangat penting untuk mengeluarkan fetus pada persalinan.
·
Estriol
mempromosikan perkembangan duktus dalam kelenjar mamae.
· Progesteron
punya fungsi utama yaitu mencegah keguguran dengan menekan kontraksi miometrium
uterin, memicu pembentukan mukus pada kanal oviduk sehingga kontaminasi pada
vagina tidak mencapai uterus, menstimulasi perkembangan kelenjar mamae pada
payudara sebagai persiapan laktasi.
c.
Human
Chorionic Somatomammotrophin
· Sinsitiotropoblas
mensekresikan hormon protein yang bersifat laktogenik dalam jumlah besar dan
yang memiliki aktivitas stimulasi pertumbuhan dalam jumlah sedikit yaitu
chorionic growth hormone-prolactin (CGP) dan human plasental lactogen (hPL)
atau human chorionic somatomammotropin (hCS).
· Strukturnya
mirip dengan hormon pertumbuhan sehingga memiliki fungsi yang mirip dengan
hormon pertumbuhan.
·
Kadar
hCS dalam jumlah besar ditemukan pada darah maternal.
· hCS
memperngaruhi sekresi hormon pertumbuhan dari pituitari maternal sehingga
cenderung turun. hCS
berperan dalam retensi nitrogen, potassium dan kalsium, lipolisis, dan
penurunan penggunaan glukosa.
d.
Hormon
Lainnya
·
POMC
Adalah prekusor dari neuropeptida Y dan melanokortin
yang berperan dalam mengatur nafsu makan.
·
GnRH
dan Inhibin
GnRH merangsang dan inhibin menghambat sekresi hCG.
GnRH dihasilkan secara lokal dan inhibin berperan dalam regulasi parakrin
sekresi hCG.
· Sel
tropoblas dan amnion juga menghasilkan leptin yang akan masuk ke sirkulasi
maternal. Fungsinya kurang begitu diketahui.
· Asupan
Ca2+ yang kurang dapat memicu hormon plasenta lain yaitu parathyroid
hormone-related peptide (PTHrp) yang memicu mobilisasi Ca2+ dari
tulang maternal supaya kalsifikasi pada fetus tetap adekuat.
Sumber :
Guyton & Hall, 2007. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC
Norwitz Errol, Schorge Jhon, 2008. At A Glance Obstetri dan Ginekologi.
Edisi 2. Jakarta : Erlangga
Semoga bermanfaat..